masukkan script iklan disini
BUZZERSUKABUMI.COM - Sukabumi – Aksi gotong royong antara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi dan warga Kampung Bojongsawah, Desa Bojongsawah, Kecamatan Kebonpedes, menjadi sorotan publik. Mereka bersama-sama memperbaiki bendungan irigasi yang jebol akibat derasnya aliran sungai pasca hujan lebat beberapa waktu lalu.
Bendungan yang jebol tersebut merupakan infrastruktur penting bagi pengairan lahan pertanian warga setempat. Kerusakan ini mengancam sekitar 30 hektare sawah yang bergantung pada suplai air dari aliran bendungan tersebut.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi PKS, Asep Saepul Rohman, turun langsung ke lokasi pada Sabtu (22/6) untuk membantu proses perbaikan. Ia menyampaikan keprihatinannya atas kerusakan yang terjadi dan mengapresiasi semangat kebersamaan masyarakat dalam menangani persoalan tersebut.
“Kehadiran kami di sini sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral. Ini bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi menyangkut hajat hidup petani. Maka dari itu, gotong royong adalah solusi awal sebelum bantuan lebih lanjut bisa masuk,” ujar Asep.
Perbaikan dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya. Warga, tokoh masyarakat, serta aparat desa bergotong royong memperkuat tanggul bendungan dengan karung pasir, batang bambu, dan batu kali. Meski bersifat darurat, perbaikan ini diharapkan dapat menahan aliran air untuk sementara waktu dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada lahan pertanian.
Kepala Desa Bojongsawah, Usep Saepudin, menjelaskan bahwa bendungan tersebut telah beberapa kali mengalami kerusakan ringan, namun kali ini kerusakannya cukup parah dan membutuhkan perhatian serius dari pihak terkait, terutama pemerintah daerah.
“Kami sudah mengajukan laporan resmi ke dinas terkait agar ada penanganan permanen. Tapi sambil menunggu, kami bersama warga dan dukungan dari Pak Dewan melakukan perbaikan darurat agar air tetap bisa mengalir ke pesawahan,” jelasnya.
Warga setempat menyambut positif langkah kolaboratif ini. Mereka berharap adanya solusi jangka panjang, termasuk pembangunan ulang bendungan dengan konstruksi yang lebih kokoh dan tahan terhadap cuaca ekstrem.
Pemerhati pertanian di Sukabumi mengingatkan bahwa infrastruktur irigasi adalah tulang punggung ketahanan pangan di pedesaan. Kerusakan seperti ini, jika tidak segera ditangani, dapat mengganggu produksi pertanian dan berdampak pada perekonomian lokal.
Menanggapi hal tersebut, Asep Saepul Rohman menyatakan komitmennya untuk menyuarakan kebutuhan warga Bojongsawah dalam forum DPRD serta mendorong percepatan anggaran perbaikan melalui dinas terkait.
“Semangat gotong royong ini harus kita jaga. Namun, pemerintah juga tidak boleh tinggal diam. Saya akan kawal agar bendungan ini mendapatkan perhatian serius,” tegasnya.
Kesimpulan:
Kejadian bendungan jebol di Bojongsawah menunjukkan pentingnya sinergi antara masyarakat dan pemerintah. Aksi gotong royong yang melibatkan wakil rakyat menjadi contoh nyata partisipasi aktif dalam membangun desa. Namun, solusi jangka panjang dari pemerintah tetap dinantikan demi keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut.