masukkan script iklan disini
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita BUZZERSUKABUMI.COM WhatsApp Channel - (Click here)Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
BUZZER SUKABUMI COM - Warga Kampung Gumelar, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, dibuat geram oleh tindakan seorang pria bernama Aang. Ia merupakan suami dari Santi dan ayah dari Nurul, korban banjir bandang Sungai Cipalabuhanratu.
Kemurkaan warga dipicu oleh kebohongan Aang yang menyatakan bahwa istri dan anaknya selamat serta telah mengungsi. Namun, kenyataan pahit terungkap saat tim SAR menemukan jasad Santi dan Nurul dalam kondisi berpelukan, tertimbun puing-puing dan sampah yang terbawa derasnya arus sungai. Keduanya ditemukan pada Jumat (7/3/2025) pukul 13.30 WIB.
Saat evakuasi berlangsung, kedatangan Aang di lokasi justru memicu kemarahan warga yang meneriakinya dengan cacian. Mereka menuduhnya tidak peduli terhadap keluarga dan hanya mementingkan kepentingan pribadi.
Ketua RW 22 Kampung Gumelar, Reza, mengungkapkan bahwa Aang beberapa kali didatangi warga untuk menanyakan keberadaan anak dan istrinya. Namun, ia selalu menjawab dengan santai bahwa mereka telah mengungsi ke Cikakak, Desa Margalaksana. Bahkan, dalam sebuah video berdurasi 34 detik yang beredar di grup pesan singkat, Aang menegaskan bahwa istri dan anaknya dalam keadaan selamat.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya atas nama Haji Aang, suami dari Neng Santi di Kampung Gumelar yang dikabarkan terbawa arus. Istri dan anak saya ternyata ada di wilayah Cikakak, Kampung Ciganas, alhamdulillah selamat," ujar Aang dalam video yang diduga dibuat pagi sebelum jasad korban ditemukan.
Menurut Reza, warga semakin marah karena ketika orang lain sibuk mencari korban, Aang malah tetap berjualan di pasar tanpa menunjukkan kepedulian.
"Saat kami tanyakan lagi, dia tetap bersikeras mengatakan bahwa anak istrinya sudah pulang ke Cikakak. Namun, jasad mereka ditemukan, membuktikan bahwa mereka adalah korban banjir bandang," ungkap Reza.
Kemarahan warga berhasil diredam setelah pihak kepolisian mengamankan Aang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara itu, jasad Santi dan Nurul telah dibawa ke RSUD Palabuhanratu untuk proses lebih lanjut.
Sebelumnya, Santi dan anaknya yang masih balita dilaporkan hilang setelah banjir bandang melanda Kampung Gumelar pada Kamis malam, 6 Maret 2025. Peristiwa tragis ini terjadi begitu cepat sehingga korban tidak sempat menyelamatkan diri.
Dina (59), saksi mata sekaligus tetangga korban, mengisahkan bahwa sebelum banjir besar datang, warga telah mengajak korban untuk mengungsi. Namun, mereka memilih bertahan.
"Kami sudah mengingatkan agar naik ke tempat yang lebih tinggi, tapi mereka bilang nanti saja. Tidak lama kemudian, air naik seperti ombak di laut sekitar pukul sembilan malam. Saat itu, ketinggian air sudah mencapai leher," ujar Dina.
Ia melanjutkan, korban sempat berusaha keluar melalui pintu belakang, tetapi terlambat. "Air sudah tinggi dan penuh lumpur. Ada yang mencoba menolong dengan tali, tapi saat kembali, rumah mereka sudah hancur diterjang arus. Setelah itu, tidak ada lagi suara," pungkasnya.