Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

Jembatan Tersisa Puing-puing, Warga dan Pelajar di Sukabumi Harus Menyeberangi Sungai untuk Aktivitas

TIM Buzzersukabumi.com
Rabu, 08 Januari 2025
Last Updated 2025-01-08T08:26:52Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

BUZZERSUKABUMI.COM – Warga Kampung Cikadaka, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus menghadapi situasi sulit setelah jembatan penghubung di wilayah mereka hancur diterjang banjir bandang pada Rabu (4/12/2024).


Jembatan yang baru selesai dibangun beberapa bulan lalu oleh relawan kini hanya menyisakan puing-puing. Akibatnya, warga, termasuk anak-anak sekolah, harus kembali bertaruh nyawa menyeberangi derasnya aliran Sungai Cidadap untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.


"Sebelah sana (kampung sebelah) baru dua kali nyebrang jembatan, setelah itu banjir besar. Selama tiga hari, warga gak bisa nyebrang karena arus sungai deras sekali. Kalau dihitung, paling baru beberapa bulan jembatan ini selesai diresmikan," ujar Sudin (74), seorang warga setempat, Selasa (8/1/2025).


Sudin menceritakan suasana panik saat banjir bandang terjadi. Suara gemuruh air dan kayu patah yang mengiringi hancurnya jembatan membuat warga ketakutan.


"Abah sampai ngungsi tiga hari ke rumah saudara di atas. Semua warga panik, suara gemuruhnya keras sekali. Sekarang kami takut setiap kali hujan turun," katanya.


Saat ini, warga kembali terpaksa menyeberangi sungai, meskipun airnya sudah mulai surut. Aktivitas ini tetap berisiko, terutama bagi anak-anak sekolah yang harus melewati sungai untuk pergi ke sekolah.


"Kalau hujan deras, abah khawatir. Anak-anak sekolah, petani mau ke sawah, semuanya turun ke sungai. Jembatan ini dulu dibangun siang malam oleh warga dan relawan Sehati Gerak Bersama, tapi sekarang harus kembali seperti dulu, nyebrang sungai lagi," ungkap Sudin.


Sudin berharap pemerintah segera turun tangan untuk membangun kembali jembatan agar aktivitas warga bisa berjalan dengan aman.


"Kami sangat berharap ada pembangunan jembatan lagi. Ini akses terdekat ke kebun dan sawah di seberang. Kalau lewat jalan lain jauh sekali, dua kali lipat. Apalagi kalau air sungai sedang besar, itu sangat berbahaya," katanya.


Kasi Pelayanan Desa Cidadap, Ruyatman, membenarkan bahwa anak-anak harus melewati sungai untuk pergi ke sekolah. Beberapa di antaranya bahkan harus digendong oleh orang tua mereka.


"Iya, seperti dulu lagi. Pagi tadi saya lihat anak-anak digendong untuk nyebrang, tapi saya gak sempat dokumentasikan karena gak bawa HP. Saat banjir besar dulu, mereka ada yang pakai ban bekas untuk nyebrang. Sekarang pun masih banyak yang digendong," ujar Ruyatman.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl