BUZZER SUKABUMI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu menunjukkan penguatan. Penguatan ini terjadi di tengah antisipasi pasar terhadap rilis notulen rapat The Federal Reserve (The Fed).
Pada pembukaan perdagangan, rupiah berhasil menguat 24 poin atau 0,16% menjadi Rp15.631 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp15.655 per dolar AS.
Apa yang Mendorong Penguatan Rupiah?
Menurut Rully Nova, Analis Bank Woori Saudara, penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Antisipasi Notulen Rapat The Fed: Pasar tengah menantikan rilis notulen rapat The Fed yang akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS ke depan.
Stabilitas Indeks Dolar AS: Stabilitas indeks dolar AS turut mendukung penguatan rupiah.
Stimulus Ekonomi China: Rencana pemerintah China untuk menambah stimulus ekonomi juga memberikan sentimen positif bagi rupiah.
Analisis Lebih Lanjut
Rully memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.575 hingga Rp15.655 per dolar AS. Ia menambahkan bahwa rilis survei penjualan eceran dalam negeri juga akan menjadi perhatian pelaku pasar.
Penguatan rupiah hari ini menunjukkan bahwa pasar masih optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Namun, investor tetap perlu mewaspadai perkembangan situasi global, terutama terkait kebijakan moneter The Fed dan kondisi ekonomi China.