BUZZERSUKABUMI.COM - Hari Jadi ke-155 Kabupaten Sukabumi tak sekadar menjadi ajang seremoni tahunan. Di tengah peringatan yang penuh makna, sebuah gagasan strategis kembali mencuat: pemekaran wilayah. Isu ini kembali mengemuka dalam forum "Roksa Sawala" yang digelar di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Sukabumi, Palabuhanratu, dengan kehadiran Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dalam pidatonya, Gubernur Dedi menyoroti luasnya cakupan geografis Kabupaten Sukabumi yang menjadikannya wilayah terluas di Jawa Barat, dengan jumlah penduduk yang telah melebihi dua juta jiwa. Ia menyampaikan bahwa kondisi ini telah menciptakan tantangan besar dalam hal pemerataan layanan dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan.
Menurut Dedi, pembentukan daerah otonom baru atau pemekaran wilayah dapat menjadi solusi logis untuk mengurai beban birokrasi, mempercepat alokasi anggaran, serta meningkatkan jangkauan pelayanan publik—terutama di wilayah-wilayah pelosok yang sulit dijangkau.
Respon Pemkab dan Dukungan Kota Sukabumi
Menanggapi hal tersebut, Bupati Sukabumi, Asep Japar, menyampaikan bahwa fokus pemerintah saat ini tetap pada penguatan program pembangunan yang sudah berjalan. Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa pemekaran bisa menjadi landasan baru untuk mempercepat kemajuan daerah di masa mendatang.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, memberikan dukungan terbuka terhadap wacana tersebut. Ia meyakini bahwa jika pemekaran benar-benar direalisasikan, wilayah Kota Sukabumi dapat diperluas, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan layanan antarwilayah.
Capaian Strategis Sukabumi: Membangun dari Akar
Dalam suasana peringatan yang penuh refleksi, Bupati Asep juga memaparkan berbagai capaian strategis yang telah dicapai daerah. Salah satunya adalah program beasiswa Generasi Mencrang, yang diperuntukkan bagi para penghafal Al-Qur’an, sebagai bagian dari investasi SDM berbasis nilai religius dan kualitas unggul.
Di bidang kesehatan, layanan Sukabumi Sakti hadir sebagai jaminan akses pengobatan gratis bagi masyarakat kurang mampu. Pemerintah juga menggencarkan pemberdayaan pemuda dan perempuan melalui program UMKM berbasis komunitas seperti Motekar, yang telah membantu pelaku usaha kecil naik kelas dan memperluas jangkauan pasar.
Peningkatan infrastruktur juga menjadi prioritas, dengan pembangunan jalan dan jembatan sebagai upaya membuka isolasi wilayah dan memperkuat konektivitas antarkecamatan. Di sisi lain, pemerintah daerah menunjukkan keseriusannya dalam menjaga keberlangsungan UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, yang bukan hanya destinasi wisata unggulan, tetapi juga aset ekonomi strategis jika dikelola secara berkelanjutan.
Di Titik Persimpangan Sejarah
Peringatan hari jadi tahun ini menjadi lebih dari sekadar peringatan sejarah—ia menjadi momentum untuk merumuskan masa depan. Gagasan pemekaran wilayah tak lagi sekadar wacana, melainkan telah menjadi bagian dari diskursus strategis tentang arah pembangunan Sukabumi ke depan.
Kabupaten Sukabumi kini berdiri di titik krusial, antara melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis atau membuka lembaran baru dengan format pemerintahan yang lebih ramping dan responsif. Apakah momentum ini akan menjadi awal dari pemekaran? Waktu dan keputusan politik akan menjawabnya.
Komentar0