Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

DP3A Dampingi Siswi SMP Korban Bullying Berat di Sukabumi

Redaksi
Senin, 11 Agustus 2025
Last Updated 2025-08-11T14:27:56Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini
DP3A Dampingi Siswi SMP Korban Bullying Berat di Sukabumi

BUZZERSUKABUMI.COM - Seorang siswi berusia 16 tahun asal Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, mengalami trauma berat akibat tindakan bullying yang ia alami selama bersekolah. Siswi yang kini duduk di bangku kelas 8 SMP ini saat ini mendapatkan pendampingan psikologis dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, melalui UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA).

Yeni Dewi Endrayani, Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD PPA Wilayah Sukabumi, menjelaskan bahwa pendampingan dilakukan setelah pihaknya menerima laporan terkait dugaan perundungan yang terjadi di salah satu sekolah di Kecamatan Cibadak.

“Kami mendapatkan informasi adanya kasus perundungan yang dialami siswi dari Desa Darmareja. Saat pertama kali ditangani, korban bahkan enggan keluar rumah dan menolak pergi ke sekolah karena ketakutan yang mendalam,” ujar Yeni pada Senin (11/8/2025).

Dari hasil asesmen awal yang dilakukan tim psikolog UPTD PPA, diketahui bahwa korban sudah mengalami perlakuan tidak menyenangkan sejak duduk di kelas 7. Saat itu, ia sempat mengeluhkan ingin pindah kelas, namun keinginannya tidak ditindaklanjuti secara serius karena dianggap hanya persoalan ejek-ejekan biasa.

Masuk ke kelas 8, kejadian bullying kembali terulang. Salah satu momen paling membekas bagi korban adalah saat dirinya dilempar dengan lap basah dan kotor oleh teman sekelas. Sejak kejadian itu, ia menolak untuk melanjutkan sekolah di tempat yang sama.

Orang tua korban sempat mencoba melakukan mediasi dengan pihak sekolah dan keluarga pelaku, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya, keluarga memutuskan untuk memindahkan anak mereka ke sekolah lain demi kenyamanan dan keselamatan mentalnya.

Di lingkungan sekolah barunya, korban mulai terbuka dan menceritakan pengalamannya. Namun, rasa takut masih membayangi karena ada kabar bahwa pelaku masih mencoba mencari tahu keberadaannya melalui teman-teman lama.

Dalam proses pendampingan, tim psikolog menggunakan pendekatan kreatif, seperti membuat gambar atau sketsa, untuk membantu korban mengungkapkan perasaan. Metode ini digunakan agar korban dapat menyadari bahwa diam saat mengalami perundungan bukanlah pilihan yang tepat.

Yeni menegaskan bahwa pendampingan psikologis dilakukan minimal satu kali. Namun jika dibutuhkan, korban bisa kembali menghubungi psikolog untuk sesi lanjutan. Pihak keluarga sendiri lebih mengutamakan pemulihan psikologis anak dan tidak mempermasalahkan perpindahan sekolah.

Ia juga mengingatkan bahwa bentuk bullying tidak selalu fisik, namun juga bisa verbal, seperti memanggil teman dengan nama orang tua atau menyebar ejekan. “Kami berharap anak-anak, guru, dan orang tua semakin paham bahwa bullying, sekecil apa pun, bisa berdampak besar,” ujar Yeni.

Ia menutup pernyataan dengan menekankan pentingnya edukasi di sekolah tentang bentuk-bentuk perundungan. Sosialisasi, kata dia, terus dilakukan oleh DP3A melalui berbagai unit kerja, baik untuk pencegahan maupun penanganan kasus.
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl