BUZZERSUKABUMI.COM - Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Sukabumi mengeluhkan meningkatnya serangan hama babi hutan setelah aktivitas perburuan dihentikan sementara. Larangan berburu yang diberlakukan beberapa waktu terakhir membuat populasi babi kembali melonjak, sehingga mengancam tanaman pangan dan memicu kekhawatiran gagal panen pada musim tanam kali ini.
Para petani mengungkapkan, dalam beberapa minggu terakhir kerusakan pada tanaman mereka meningkat cukup drastis. Babi hutan merusak lahan pada malam hari dan sulit dikendalikan tanpa adanya aktivitas perburuan yang biasanya dilakukan warga atau kelompok pemburu resmi.
Menanggapi keluhan tersebut, Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Sukabumi menyatakan siap membantu mencari solusi. Perbakin menegaskan bahwa pemburu yang berada di bawah naungan organisasi selalu beroperasi secara legal, tertib, dan mengikuti prosedur keamanan. Mereka berharap pemerintah dapat membuka ruang diskusi agar metode pengendalian hama bisa kembali dilakukan tanpa melanggar aturan.
Perbakin juga menambahkan bahwa keberadaan para pemburu kerap menjadi salah satu cara paling efektif menjaga keseimbangan populasi satwa yang dianggap hama, termasuk babi hutan. Jika larangan terus berlangsung tanpa alternatif pengendalian lain, risiko kerugian petani diprediksi akan semakin besar.
Petani berharap pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah yang berpihak pada kepentingan mereka, mengingat lahan pertanian menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Sementara itu, Perbakin meminta pemerintah memperjelas batasan dan aturan agar pengendalian hama tetap dapat berjalan dengan aman dan terkoordinasi.
Komentar0